Friday, January 04, 2008

21 jam

Suatu hari. Sabtu di bulan November tahun ini. Sebuah pintu diketuk di sebuah kosan.

"Kejutan....", seorang wanita cantik bersuara dengan riang saat pintu dibuka.
"Ketebak... weekk...", kata si pria yang membukakan pintu sambil mencibir.
"Iihhh... kok ketebak sih... sebel....", wajah si wanita yang tadi ceria berubah menjadi sedikit kesal.
"Ya udah, ke kamar mandi dulu. kebelet nih..", lanjutnya sambil sedikit bersungut-sungut.

Malam sebelumnya si pria ditelpon sang wanita.
"Say, besok Lukas mo ke sana, aku nitipin sesuatu buat kamu.", kata si wanita di telpon.
"Oh ya? Mau dong... Ketemu lukasnya kapan, dimana?", sah
ut sang pria pada pujaan hatinya itu.
"Besok pagi deh dikabari. Soalnya Lukasnya blom tau mo naik apa, brangkatnya sih jam6. Kalo pake kreta kira2 nyampe jam9. Kalo naik travel, berarti lebih cepat.",
begitulah perbincangan terus berlanjut malam itu.


Singkat kata pagi tlah tiba. Si pria dibangunkan oleh ringtone hp nya. Ringtone khusus buat sang wanita. Waktu itu jam8 pagi kurang sedikit.
"Say, udah bangun?"
"Udah", jawab sang pria masih dengan suara 'bantal'.
"Say, Lukas jadinya naik travel, katanya ktmu di kampus jam8."
"Hmm... say, baru bangun nih. Bisa bilang ke Lukas ktmuannya jam 9 aja ga?"
"Ya udah aku tanya dulu ya..."


Beberapa menit kemudian datang sms dari sang wanita.
"Lukas bilang bisa. Jangan telat ya. Enjoy my present...."

Sang pria segera mandi. Mandinya lama. Dia menikmati segarnya air di pagi itu, sambil membayangkan kira2 hadiah apa yang dititipkan sang wanita untuknya.

Begitu kembali ke kamar, ia memeriksa hp nya, Kegiatan yang biasa ia lakukan setelah mandi. Apalagi mandi yang lama seperti pagi itu. 1 message received. Dari sang wanita.
"Say, kalo udah mo ke kampus sms ya."
Sang pria segera membalas.
"Iya say. Ntar dikabari."


Setelah message delivered sang pria tersadar. Sms dari sang wanita barusan terasa aneh baginya.
"Hmm... aku tahu apa titipannya, sayang.", gumamnya dalam hati.


Tidak berapa lama pintu kamarnya diketuk dari luar. Dia membukanya.
"Kejutan...."

.....

Hari itu, selama 14 jam setelah ketukan di pintu itu, mereka mengisi waktu berdua. Menikmati kebersamaan mereka. Untuk sementara melupakan jarak yang selama ini memisahkan mereka. Bergandengan tangan, berjalan-jalan, berbelanja, menikmati suasana malam di sebuah pusat jajanan makanan, tertawa, saling menatap,dan akhirnya berpisah dengan senyuman untuk bertemu lagi keesokan paginya.

.....

Besok paginya, tepatnya jam9, sang pria sudah berdiri di depan pintu sebuah kosan wanita tempat tamu
spesialnya bermalam. Di tempat itu tinggal seorang teman dari sang wanita, dan di sanalah sang wanita menumpang menginap. Tuan rumah membuka pintu.
"Hai... lagi mandi tuh, tungguin bentar ya..."
"Huh, dasar kebiasaan. Nyuruhnya dateng jam berapa, dianya baru mandi jam segitu.", sahut sang pria sambil tersenyum yang dibalas tawa kecil dari si tuan rumah.

Tidak berapa lama, sang wanita muncul di pintu.
"Dasar kebiasaan. Nyuruhnya dateng jam berapa, kamunya baru mandi jam segitu.", kata sang pria mengulang kata2nya tadi pada sang wanita.
"Hehe... ya maap...", kata sang wanita sambil tersenyum.
"Mo kemana nih?", lanjutnya.
"Terserah, yang jelas aku mo sarapan dulu. Kamu udah sarapan?

" Udah. Ya udah nemenin kamu sarapan dulu aja. Mo dimana?"
"Di bubur ayam dekat kosanku aja ya."

.....

Ternyata tukang bubur ayam tujuan mereka telah tutup, dan sang pria terpaksa mengganti sarapannya dengan sebuah roti sobek. Mereka kemudian ke kosan sang pria untuk menitipkan barang2 sang wanita selama mereka jalan2 nanti. Dia tidak bisa menitipkan barang2nya di tempat dia menginap semalam. Karna yang punya kamar hari ini mau keluar sampai malam. Sedangkan sang wanita harus pulang sore hari itu juga ke kotanya.


Singkat kata, mereka sampai di kosan sang pria. Mereka pun mulai berbincang. Entah mengapa mereka begitu betah di sana. Rencana jalan2 yang telah dirancang dalam perjalanan menuju tukang bubur ayam tadi telah dilupakan secara perlahan-lahan. Mereka saling berbagi, saling berkisah, saling menceritakan kesepian mereka selama ini, saling mengungkapkan betapa bahagianya saat itu, saling menangisi kesepian yang akan datang setelah pertemuan itu berakhir..

Akhirnya hari itu pun kembali diisi dengan kebersamaan yang mendalam. Walaupun tidak ada jalan2, tidak ada nonton, tidak ada hang out... Hanya saling mengisi hati di sebuah ruangan sederhana. Saling men-charge batere hati, kata seorang teman. Hingga akhirnya saat perpisahan itu tiba.


.....

Sore itu stasiun kereta tidak begitu ramai. Tidak seperti biasanya. Hari itu hari minggu, hari saat para wisatawan yang berkunjung ke kota ini kembali ke kotanya. Dan tidak jarang dari mereka menggunakan kereta api.

Begitu juga sang wanita, dia juga akan menggunakan kereta api untuk kembali ke kotanya. Kereta api jam 5 sore itu. Sang pria mengantarkan sang wanita sampai ke tempat duduknya. Mereka mengobrol sampai pada saat kereta akan berjalan. Mereka memanfaatkan detik2 terakhir itu. Mencoba untuk menyempatkan saling berbagi sedikit lagi. Sang pria menatap sambil tersenyum pada sang wanita. Dia terlihat begitu cantik sore itu. Kenangan selama dua hari ini terlintas dalam benak sang pria, menimbulkan perasaan yang campur aduk. Bahagia, sedih, takut... Entah kenapa perasaan itu membuat sang wanita terlihat semakin cantik di matanya.

"Dia begitu cantik. wajahnya, hatinya...", batin sang pria. Ia telah turun dari kereta. Walaupun kini mereka hanya saling memandang melalui kaca jendela kereta, mata mereka masih saling menatap jauh ke dalam hati masing2.

"Dia begitu cantik.", sekali lagi sang pria membatin. Menikmati sebuah senyuman dari balik kaca jendela itu. Senyuman yang takkan ia lupakan untuk waktu yang lama. Dan akhirnya kereta berjalan. Mereka pun saling membaca kata sayang dari gerakan bibir masing2. Seiring kereta yang bergerak...

Sang pria memandang kereta yang menjauh.
"Tuhan, terima kasih atas 21 jam ini. Terima kasih, karena Kau telah memberi kesempatan padaku untuk sedikit membahagiakannya. Terima kasih, karna kau telah mambahagiakan ku dengan itu. Terima kasih.
.."

1 comment:

Dupanus Salazar said...

Sebenarnya tulisan ini ditulis lebih dari setahun lalu. Tepatnya pada Desember 2006. Tapi karena kebetulan saya suka dan blog ini masih kosong, ya sudah, diposting lagi aja.