Thursday, January 24, 2008

Monyet dan Kacang

Saya adalah salah satu anggota milis IMG 2002. Hari ini, salah satu anggota milis yang lain - yang biasa kita anak-anak IMG panggil Depe - mengirimkan email yang sangat menarik isinya. Menarik karena makna yang dikandungnya. Berikut isi email tersebut:

-------------------------------------


Dearest Teman2,

Saya pernah membaca artikel menarik tentang teknik berburu monyet di
hutan-hutan Afrika, caranya begitu unik.
Sebab, teknik itu memungkinkan si pemburu menangkap monyet dalam keadaan
hidup-hidup tanpa cedera sedikitpun.
Maklum, ordernya memang begitu.
Sebab, monyet-monyet itu akan digunakan sebagai hewan percobaan atau
binatang sirkus di Amerika.

Cara menangkapnya sederhana saja.
Sang pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit.
Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma.
Tujuannya,agar mengundang monyet-monyet datang.
Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan
menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup.

Para pemburu melakukannya di sore hari.
Besoknya, mereka tingal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak di
dalam botol tak bisa dikeluarkan.
Kok, bisa?
Tentu kita sudah tahu jawabnya.

Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples.
Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yang
ada di dalam.
Tapi karena menggenggam kacang,
monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya.
Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak.
Toples itu terlalu berat untuk diangkat.
Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana !

Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu.
Tapi, tanpa sadar sebenamya kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri.
Ya, kadang kita bersikap seperti monyet-monyet itu.
Kita mengenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki layaknya monyet
mengenggam kacang.

Kita sering mendendam, tak mudah memberi maaf, tak mudah melepaskan maaf..

Mulut mungkin berkata ikhlas,
tapi bara amarah masih ada di dalam dada.
Kita tak pernah bisa melepasnya.

Bahkan, kita bertindak begitu bodoh,
membawa "toples-toples" itu ke mana pun kita pergi.
Dengan beban berat itu, kita berusaha untuk terus berjalan.
Tanpa sadar, kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut.

Teman,
sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman
tangannya.

Dan, kita pun akan selamat dari penyakit hati jika sebelum tidur kita mau
melepas semua "rasa tidak enak" terhadap siapapun yang berinteraksi dengan
kita.
Dengan begitu kita akan mendapati hari esok begitu cerah dan menghadapinya
dengan senyum.
Dan, kita pun tahu surga itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang
hatinya
betul-betul bersih...

Jadi, kenapa tetap kita genggam juga perasan tidak enak itu?

-------------------------------------

Menarik bukan? Dan tentu saja maknanya yang dalam itu. Makasih Pe..

1 comment:

Anonymous said...

Seorang turis berkunjung ke kebun binatang, kebetulan saat itu sedang musim kawin untuk monyet-monyet di kebun binatang. Lalu dia bertanya pada pemandu : "Jika saya memberikan kacang, apakah monyet-monyet itu akan keluat dari kandang mereka?"

Dengan santai sang pemandu menjawab : "Jika Anda sedang "asyik" dengan pasangan Anda, lalu saya tawarkan kacang, apakah Anda akan mengambilnya?"